Harga Sepatu Hoka
Sejarah Hoka Hoka Bento (Hokben)
Sejarah hoka hoka bento awal kemunculan pertama kali 18 april 1985 di daerah kebon kacang jakarta pusat. Dibawah naungan PT Eka Bogainti. Perusahaan tersebut didirikan oleh Hendra Arifin. HokBen menyajikan makanan bergaya Jepang yang variatif, higienis, cepat saji.
Dengan harga relatif terjangkau serta suasana yang nyaman. Hal ini menjadikan HokBen sebagai restoran dengan konsep “Japanese Fast Food” terbesar di Indonesia. Pemiliknya Hendra tertarik mengembangkan restoran cepat saji ala Jepang karena masa di tahun 1985 konsep itu belum ada di Indonesia.
Hendra melakukan studi banding ke Jepang kemudian membeli izin untuk menggunakan merek dan asistensi teknis Hoka Hoka Bento di Indonesia.
Di Negeri asalnya Jepang Bento adalah makanan take away (pesan ambil/bawa pulang). PT. Eka Bogainti kini memiliki hak cipta penuh atas brand HokBen.
Usaha yang serupa dengan brand sama yang ada di Jepang kini sudah tak ada lagi. Walau menawarkan masakan Jepang, kepemilikan brand HokBen kini 100% dimiliki warga negara Indonesia.
Di tahun 1990 Hokben pertama kali membuka restoran di luar kota Jakarta, yaitu di Bandung. Hingga sekarang ada 23 gerai di kota tersebut. Hokben awal kali membuka gerainya di Surabaya pada tahun 2005, dan hingga sekarang terdapat 13 cabang di Surabaya.
Di 2008 Hokben buka cabang pula gerainya untuk pertama kali di kota Malang. Di tahun 2010 Hokben mengekspansi usahanya ke wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali dengan begitu semakin luas saja ekspansi bisnis Hokben.
Akhirnya Hokben memiliki jaringan Call Center 1500505 pada tahun 2007 dan layanan pesan online pada tahun 2008. HokBen juga menyediakan fasilitas drive thru di beberapa gerai restorannya pada tahun 2010. antara lain: Alam Sutera (Tangerang), BSD Square (Tangerang), Harapan Indah (Bekasi) dan Polisi Istimewa (Surabaya).
Kemudian pada tanggal 15 Oktober 2013 Hoka Hoka Bento hadir dengan nama baru yaitu: HokBen. Dengan tampilan, penawaran, pelayanan dan nuansa yang lebih segar juga bersahabat.
HokBen menawarkan berbagai makanan Jepang cepat saji, namun tidak seperti cara penyajian restoran cepat saji pada umumnya. Konsep restoran ini disusun memanjang seperti bufet kafetaria di mana pelanggan bergerak sepanjang meja bufet baja antikarat berpemanas.
Sambil memilih berbagai jenis pilihan makanan, minuman dan hidangan penutup. HokBen menampilkan baik menu satuan ala carte atau paket.
Hokben menyajikan berbagai masakan Jepang populer. Mulai dari tumisan (seperti yakiniku, teriyaki, burakkupeppa dengan pilihan daging sapi atau ayam).
Gorengan (seperti chicken katsu, ekkado, ebi furai, spicy chicken, tori baaga, serta kani roll, egg chicken roll, dan shrimp roll). Sukiyaki, shumai, gyoza, hingga salad dan sup (seperti sukiyaki, chicken tofu, shrimp ball, dan shrimp dumpling) baik satuan maupun paket. Kemudian tersedia Tori Pop Corn, minuman dan hidangan penutup khas seperti es sarang burung, es ogura, koori konyaku, dan puding.
Walaupun menampilkan diri sebagai restoran Jepang, tetapi masakan Jepang yang disajikan di restoran Hokben telah disesuaikan dengan selera Indonesia.
eperti rasa yang lebih kuat dan juga menyajikan sambal pedas manis yang digemari orang Indonesia. Hokben memang dirintis dan dimiliki oleh orang Indonesia, bukan Jepang, sehingga memang tidak menawarkan masakan Jepang otentik.
HokBen pun menawarkan paket makanan untuk anak kecil yang disebut Kidzu Bento dengan menyertakan mainan, serta paket pesta ulang tahun di restorannya.
Maskot HokBen adalah sepasang karakter anak-anak dengan gaya gambar manga Jepang. Yaitu Taro; anak lelaki dengan baju berwarna biru, dan Hanako; anak perempuan berbaju merah. Kedua karakter ini menjadi logo sekaligus maskot restoran ini.
Konsep awal sejarah hoka hoka bento memang berbisnis makanan take away (pesan ambil/ bawa pulang). Konsep tersebut kemudian diubah menjadi fast food (cepat saji), mengadopsi tren cara makan yang praktis dan higienis ala Jepang.
Kini, HokBen pegang generasi kedua, anak dari Hendra Arifin yakni Paulus Arifin yang menjadi direktur operasional PT Eka Bogainti. Menurut Paulus, dampak krisis global membuat pengunjung resto sedikit berkurang.
Akhirnya ia menerapkan strategi khusus untuk menarik minat konsumen dengan berbagai menu spesial. Untuk efisiensi terus dilakukan tanpa harus melakukan perampingan tenaga kerja. Kini, Hoka HokBen mempekerjakan sekitar 4.000 tenaga kerja.
Ketika krisis moneter 1998 hal tersebut menjadi pengalaman dan pelajaran berharga bagi HokBen sehingga tetap bertumbuh rata-rata 5-7% per tahun. Tahun 2009, Hokben menargetkan pertumbuhan penjualan sekitar 10%, memang agak sulit namun bila berusaha keras akhirnya tercapai.
Walaupun 2009 dipenuhi ketidakpastian ekonomi, HokBen berencana menambah satu gerai. Untuk menggenapi jadi 100 gerai. Kini, 99 gerai HokBen tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Jabodetabek), Bandung, Surabaya, dan Malang.
0%0% found this document useful, Mark this document as useful
0%0% found this document not useful, Mark this document as not useful
Dulu sebelum tinggal di Jepang, salah satu restoran cepat saji khas Jepang yang kami tahu dan sepertinya paling terkenal di Indonesia adalah Hoka-hoka Bento (Hokben). Jadi sangat wajar jika sampai di Jepang, restoran yang kami cari dan ingin coba lagi adalah Hoka-hoka Bento, selain sushi, sashimi, udong atau ramen tentunya. Tapi ternyata, sampai dua tahun lebih tinggal di Jepang belum pernah sekalipun melihat dan mengetahui restoran cepat saji yang bernama Hoka-hoka Bento. Apalagi setelah tahu satu dua kosa kata Jepang, bento atau o-bento artinya makanan bekal, Hoka-hoka Bento katanya artinya makanan bekal yang masih hangat.
Beberapa warung, eh, restoran yang kelas menengah ke bawah alias murah yang paling banyak terlihat dan dengan menu seperti Hoka-hoka Bento malah namanya lain, seperti Hotto motto, Sukiyaki, Gazto, Coco’s selain ramen, udong, sushi yang merk-nya restonya ada banyak nama. Kesimpulan sementara kami, Hoka-hoka Bento tidak seperti KFC ataupun Mc Donald's, tapi lebih mirip warung padang yang sebenarnya malah tidak ada di Padang atau Warteg yang di Tegal juga malah tidak ada, yang ada di Tegal malah warung rames Bu Yati, warung makan Mbak Rum, dll.
Tapi ternyata kesimpulan sementara kami tersebut salah dan terbantahkan dengan fakta ternyata Hoka-hoka Bento memang ada di Jepang. Tadi malam saat jalan berdua dengan pacar sekaligus istri dan ibunya anak-anak ke stasiun kecil di Omochanomachi, ternyata kami temukan Hoka-hoka bento. Tulisan hoka-hoka dalam huruf hiragana (ほかほか) dan bento dalam aksara kanji (弁当), tapi kok anehnya jam 9 malam sudah tutup? Apalagi tempatnya nggak seperti di Indonesia yang sekelas resto cepat saji waralaba terkenal dari Amerika. Karena sudah malam dan sudah tutup, kami tidak tahu isi dari Hoka-hoka Bento tersebut. Dan malam itu kami jadi kepo dan mikir sepanjang jalan kenangan dan juga kereta.
Hari berikutnya kami melewati jalan yang sama, karena kebetulan harus ke tempat yang sama beberapa hari terakhir ini. Restoran cepat saji Hoka-hoka Bento sudah buka, dan ternyata memang sangat mengagumkan. Sebuah warung kecil dan bukan restoran, karena hanya melayani dan menjual o-bento atau nasi kotak untuk dibawa pulang (take away). Yang melayani pun bukan perempuan-perempuan muda cantik dengan sapaan khas ”Irrashai Masai !” dengan tersenyum manis sambil membukakan pintu, tapi malah dua orang nenek-nenek yang yang melayani dari balik etalase dan bertanya “Mau pesan apa?” dengan pelan.
Terlihat ada beberapa pembeli berdiri di depan warung tersebut sambil menunggu pesanan mereka datang. Menu yang tersedia memang seperti umumnya o-bento di Jepang yang banyak juga ditemukan di supermarket ataupun kantin kampus, menu yang sebagian besar tidak dapat kami makan. Harga makanan juga relatif sama dengan harga o-bento di tempat lain, sekitar 400 Yen sampai 1000 Yen satu kotaknya tergantung pilihan menu. Mau makan di tempat? Wah sepertinya tidak bisa, karena kita tak bisa masuk dan memang tak ada tempat duduk, kecuali satu kursi panjang di pinggir jalan yang bisa digunakan untuk duduk saat menunggu pesanan, itupun kami tidak tahu apakah milik pemilik Hoka-hoka Bento atau malah fasilitas umum di kota tersebut karena persis di pinggir jalan masuk ke stasiun.
Jadi, Hoka-hoka Bento memang ada di Jepang, tapi berbeda dari yang terkenal di Indonesia.
Mungkin juga informasi yang kami peroleh ini perlu diklarifikasi, siapa tahu memang ada Hoka-hoka yang lain yang lebih besar, hoka-hoka yang tidak hanya menyediakan o-bento. Mungkin yang kami temukan ini hanya sebuah kebetulan dari persamaan nama karena belum semua titik di Jepang kami ketahui, atau malah jika itu benar, berarti kehebatan pembawa hoka-hoka ke Indonesia-lah yang luar biasa. Mempopulerkan nama yang bukan apa-apa menjadi luar biasa di negara lain, Indonesia. Tapi arti bento dalam bahasa Jepang memang tetap nasi bekal, dan bukan bento lagunya Iwan Fals.
Berikut ini beberapa penampakan hoka-hoka bento versi negara aslinya, yang mungkin belum banyak diketahui orang. Jadi memang jangan pernah kagetan dan gumunan, terutama ketika ada embel-embel dari luar negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya
TRIBUNNEWS.COM - Dulu sebelum tinggal di Jepang, salah satu restoran cepat saji khas Jepang yang kami tahu dan sepertinya paling terkenal di Indonesia adalah Hoka-hoka Bento (Hokben).
Jadi sangat wajar jika sampai di Jepang, restoran yang kami cari dan ingin coba lagi adalah Hoka-hoka Bento, selain sushi, sashimi, udong atau ramen tentunya.
Tapi ternyata, sampai dua tahun lebih tinggal di Jepang belum pernah sekalipun melihat dan mengetahui restoran cepat saji yang bernama Hoka-hoka Bento.
Apalagi setelah tahu satu dua kosa kata Jepang, bento atau o-bento artinya makanan bekal, Hoka-hoka Bento katanya artinya makanan bekal yang masih hangat.
Beberapa warung, eh, restoran yang kelas menengah ke bawah alias murah yang paling banyak terlihat dan dengan menu seperti Hoka-hoka Bento malah namanya lain, seperti Hotto motto, Sukiyaki, Gazto, Coco’s selain ramen, udong, sushi yang merk-nya restonya ada banyak nama.
Kesimpulan sementara kami, Hoka-hoka Bento tidak seperti KFC ataupun Mc Donald's, tapi lebih mirip warung padang yang sebenarnya malah tidak ada di Padang atau Warteg yang di Tegal juga malah tidak ada.
Yang ada di Tegal malah warung rames Bu Yati, warung makan Mbak Rum, dll.
Tapi ternyata kesimpulan sementara kami tersebut salah dan terbantahkan dengan fakta ternyata Hoka-hoka Bento memang ada di Jepang.
Tadi malam saat jalan berdua dengan pacar sekaligus istri dan ibunya anak-anak ke stasiun kecil di Omochanomachi, ternyata kami temukan Hoka-hoka bento.
Tulisan hoka-hoka dalam huruf hiragana (ほかほか) dan bento dalam aksara kanji (弁当), tapi kok anehnya jam 9 malam sudah tutup?
Apalagi tempatnya nggak seperti di Indonesia yang sekelas resto cepat saji waralaba terkenal dari Amerika.
Karena sudah malam dan sudah tutup, kami tidak tahu isi dari Hoka-hoka Bento tersebut.
Dan malam itu kami jadi kepo dan mikir sepanjang jalan kenangan dan juga kereta.
Hari berikutnya kami melewati jalan yang sama, karena kebetulan harus ke tempat yang sama beberapa hari terakhir ini.
Suara.com - Sebagian besar orang, mungkin mengira kalau Hokben itu bukan makanan cepat saji dari Indonesia. Namun ternyata Hokben alias Hoka Hoka Bento ini asli Indonesia. Nah bagi yang ingin tahu tentang Hokben, berikut ini profil Hokben.
Diketahui bahwa Hoka Hoka Bento atau yang dikenal dengan nama Hokben ini merupakan restoran cepat saji asli Indonesia yang gerainya terbebar di mana-mana. Nah untuk selengkapnya, simak berikut ini profil Hokben.
Hokben berdiri pertama kali tanggal 18 April 1985 di Jakarta. Perusahaan makanan cepat saji yang berada di bawah PT Eka Bogainti ini mulanya bernama Hoka Hoka Bento, namun pada tahun 2013 berganti nama menjadi Hokben.
HokBen ini didirikan oleh orang Indonesia yang diketahui bernama Hendra Arifin. Adapun restoran pertama meraka dibuka di Kebon Kacang, Jakarta. Pada tahun 1990-an, Hokben pun menjadi hits di kalangan anak muda.
Nama Hoka Hoka Bento ini bermula dari pegawai kantoran di Jepang yang terbiasa menyantap makan siang berbentuk nasi kotak yang disebut dengan nama bento. Dari situlah Hendra Arifin berinisiatif menamainya usahanya Hoka Hoka Bento.
Sebelum HokBen dibangun, Hendra Arifin merupakan seorang karyawan di salah satu perusahaan otomotif terkemuka di Indonesia. Namun pada akhirnya Ia memilih untuk keluar dan mendirikan bisnis kuliner Hokben.
Saat buka perdana, HokBen hanya menerima pesanan take away (dibungkus). Namun, seiring waktu berjalan, konsep take away pun diganti menjadi dine in dan take away. Saat ini, gerai Hokben sudah banyak tersebar di daerah-daerah di Indonesia, terutama mall.
HokBen pun mulai menyediakan meja makan dan kursi untuk pelanggan yang ingin dine in (makan di tempat). Selain itu, Hokben julai mulai menyediakan layanan pesan antar. Lambat laun, bisnis Hendra Arifin ini pun kian berkembang dan makin banyak cabangnya.
Mengutip dari situs resminya, pada tahun 2009 Hokben mulai mengembangkan layanan HokBen drive thru. Layanan tersebut tersedia di beberapa garai HokBen di Indonesia. Selain itu, Hokben juga meluncurkan aplikasi HokBen pada tahun 2016.
Dengan adanya aplikasi Hokben ini dapat memudahkan masyarakat yang ingin melakukan pesanan menu HokBen tanpa perlu datang langsung ke lokasi. Pastikan kamu mencantumkan alamat dengan benar agar pesananmu tidak nyasar.
Demikian ulasan mengenai profil Hokben yang ternyata perusahaan makanan cepat saji asli Indonesia. Semoga ini bermanfaat!
Kontributor : Ulil Azmi
Hokben Tidak Melebarkan Sayap Melalui Konsep Waralaba
Bos besar Hokben menuturkan, Hokben tidak berencana berekspansi ke sistem waralaba. Upaya tersebut untuk mempertahankan kualitas layanan menjadi salah satu alasan untuk tidak merambah ke bisnis waralaba. Hal tersebut memang menggiurkan namun hendra tak ingin serakah. Karena bisnis makanan tergantung pada kualitas layanan.
Demi meningkatkan pelanggan, HokBen mengembangkan bisnis pesan antar. Kontribusi penjualan antar-pesan kini mencapai 30-40% dari total penjualan. Untuk layanan delivery, konsumen dikenakan biaya Rp 5.000 per antar dan tidak ada batas minimum order.
Itulah tadi pembahasannya tentang sejarah hoka hoka bento dari awal mula kemunculannya hingga saat ini. Hingga pergulatannya dalam mengembangkan bisnis kulinernya yang berciri khas konsep makanan hangat dalam box ala jepang. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda.
Hoka Hoka Bento, Waralaba Indonesia yang Dikira dari Jepang
Siapa yang baru tahu Hoka Hoka Bento (HokBen) rupanya berasal brand lokal dan bukan dari Jepang?
Menempuh pendidikan di Kabupaten Jember membuat saya terbiasa dengan berbagai waralaba yang menjamur di Kota Seribu Gumuk ini. Maklum saja, sebagai kota tujuan mahasiswa dari berbagai daerah membuat beragam bisnis utamanya produk F & B bak gurita yang tentakelnya siap menyedot isi dompet mahasiswa. Tidak heran pilihan makanan untuk setiap awal bulan selalu membuat lidah dimanjakan, meski dompet tidak aman.
Hingga pada awal bulan ini, pilihan saya jatuh pada Restoran Hoka Hoka Bento yang berada di Jalan Hayam Wuruk, Kecamatan Kaliwates. Berkat kunjungan perdana itu membuat saya tahu bahwa produk Hoka Hoka Bento yang saya kira asli dari Jepang ternyata merupakan brand waralaba lokas asli Indonesia.
Hoka Hoka Bento merupakan salah satu waralaba makanan cepat saji yang telah menjadi favorit banyak orang meski sering dikira produk luar. Termasuk saat saya datang ke Jember, restoran yang ada di Roxy Mall Jember itu sering menjadi jujugan warga, walau tidak jarang mereka baru menyadari jika brand tersebut merupakan asli Indonesia dari penjelasan yang ada di tulisan dinding restoran.
Mengenal Hoka Hoka Bento, Waralaba Asli Indonesia
Mengutip laman resmi Hoka Hoka Bento, restoran yang lebih akrab dikenal dengan sebutan HokBen itu merupakan jaringan restoran makanan cepat saji yang berasal dari Jakarta Pusat. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1985, kala itu pendiri HokBen berusaha mengenalkan makanan Jepang sebagai pilihan bagi masyarakat yang ingin bersantap.
Meski di awal-awal pengenalannya, ada satu pertanyaan yang sering kali muncul di benak banyak orang Indonesia kala itu tentang arti sebenarnya dari Hoka Hoka Bento. Fyi nama brand ini memang berasal dari bahasa Jepang yang menurut pemiliknya memiliki arti yang sangat cocok dengan konsep restoran yang memang memiliki konsep ala Negeri Sakura.
Sebab dalam bahasa Jepang, "Hoka Hoka" berarti "hangat." Sedangkan "Bento" adalah istilah yang merujuk pada hidangan yang disajikan dalam sebuah kotak. Jadi, Hoka Hoka Bento menjadi tempat dimana pengunjung bisa menikmati makanan hangat dalam kotak serta makanan cepat saji ala Jepang yang segar dan lezat.
Makanan Ala Jepang dengan Sentuhan Kearifan Lokal
HokBen menyajikan beragam hidangan ala Jepang yang dikemas dalam bentuk yang praktis dan siap dinikmati. Terdapat menu-menu seperti sushi, bento, donburi, ramen, dan berbagai hidangan ala Jepang lainnya. Meski menyajikan menu Ala Jepang, HokBen di Indonesia tetap menghadirkan rasa yang sesuai dengan lidah orang lokal.
Sehingga menu yang disajikan memang bukan masakan Jepang otentik. Beberapa hidangan bahkan telah diadaptasi untuk mengakomodasi selera masyarakat Indonesia, seperti pilihan saus yang lebih pedas atau tambahan lauk yang dipastikan kehalalannya karena mayoritas masyarakat di Indonesia beragama Islam.
Salah satu yang menjadi pembeda dari HokBen ialah konsep penyajiannya serta layout dari setiap restorannya yang kental nuansa Jepang. Di sana ada meja yang disusun memanjang dan di sepanjangnya terdapat berbagai hidangan Jepang yang siap dinikmati. Tentu ini jadi penyajian makanan cepat saji ala Jepang dengan kecepatan layanan restoran cepat saji.
Pesona HokBen Sebagai Makanan Hangat dalam Kotak
Hingga saat ini, HokBen telah mengukuhkan diri sebagai salah satu waralaba makanan cepat saji lokal terbesar di Indonesia. Apalagi dengan ratusan outlet yang tersebar di pulau Jawa, Bali, dan Sumatera, HokBen telah menjadi solusi makanan cepat saji yang populer di banyak kota.
Apakah kamu sedang berada di Jember dan ingin mencari makanan yang lezat dan rasa yang berbeda, HokBen selalu siap untuk menjadi pemadam kelaparan. Makanan ala Jepang yang segar, rasa lezat dan kemampuan membuat kenya itulah yang menjadi pesona HokBen untuk selalu di coba lagi dan lagi.
Sebagai waralaba asli dari Jakarta, HokBen telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kuliner Indonesia. Jadi, jika belum pernah mencoba Hoka Hoka Bento, jangan ragu untuk mengunjungi salah satu outletnya dan nikmati pengalaman makanan ala Jepang yang hangat dan lezat dalam sebuah kotak.
Taro dan Hanako: Maskot HokBen yang Memikat Hati
Taro dan Hanako merupakan sepasang karakter anak-anak yang mengambil inspirasi dari gaya gambar manga Jepang. Taro, dengan baju berwarna biru, ini menjadi sosok anak lelaki yang ceria dan penuh semangat. Sementara Hanako, dengan baju berwarna merah, menjadi sosok anak perempuan yang penuh pesona dan ramah.
Keduanya adalah maskot HokBen yang menggemaskan dan menawan hati pelanggan dengan senyum mereka. Bahkan tidak sedikit yang melihat Taro dan Hanako hanya sekedar maskot, mereka juga menjadi bagian integral dari logo HokBen. Logo itu memadukan kedua karakter dengan nama restoran, menciptakan identitas yang mudah dikenali dan berkesan utamanya bagi anak-anak yang datang.***
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Pada awal berdirinya, HokBen hanya fokus melayani pelanggan melalui layanan take away. Hal ini menjadikan HokBen sebagai pelopor pertama di era tersebut, tanpa adanya kompetitor serupa yang sudah ada.
Pendiri HokBen, Hendra Arifin, memiliki latar belakang sebagai karyawan swasta di perusahaan besar. Namun, tekadnya untuk keluar dari zona nyaman tersebut dan beralih ke dunia bisnis kuliner terbukti menjadi langkah yang tepat. Meskipun mendapat pertentangan dari keluarga dan rekan-rekannya, Hendra tidak gentar untuk mewujudkan impian menjadi pebisnis sukses di bidang kuliner.
Konsep awal HokBen didapat dari kebiasaan masyarakat kantoran di Jepang yang menyukai makan siang dalam bentuk nasi kotak atau bento. Nama "Hoka Hoka Bento" dipilih oleh Hendra Arifin sebagai representasi dari konsep tersebut. Melalui perjalanan panjangnya, Hendra mempelajari dan membeli sistem serta izin penggunaan merek Hoka Hoka Bento langsung dari Jepang, meskipun restoran aslinya sudah tidak beroperasi lagi di sana.
Dengan upaya kerasnya, HokBen tumbuh menjadi lebih dari sekadar layanan take away. Mereka mengganti konsepnya menjadi dine in, memperluas ruang restoran dengan kursi dan meja untuk pelanggan yang ingin menikmati makan di tempat. Langkah ini didasari oleh pengamatan terhadap kebiasaan masyarakat Indonesia yang lebih nyaman makan di restoran sambil menikmati suasana dan pelayanan yang disajikan.
Berkat strategi ekspansi yang cerdas, HokBen berhasil merambah ke berbagai kota besar di Indonesia seperti Bandung, Malang, dan Bali. Mereka juga mengembangkan layanan pesan antar sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin berkembang.
Meskipun tidak membuka sistem waralaba atau franchise, HokBen tetap berhasil mempertahankan kualitas produknya dengan membangun pabrik sendiri di beberapa daerah. Hal ini menunjukkan komitmen Hendra Arifin untuk menjaga kualitas dan konsistensi dari setiap hidangan yang disajikan di HokBen.
Dengan demikian, HokBen bukan hanya menjadi restoran cepat saji ala Jepang yang sukses di Indonesia, tetapi juga merupakan cermin dari semangat dan kegigihan seorang pebisnis yang tidak kenal lelah dalam mencapai kesuksesan.